Yulia, Rika and Pradana, Aditya Trias and Christyaningsih, Juliana (2017) Standarisasi Bahan Aktif Berbagai Varietas Kedelai (Glycine max (L.) Merr) Untuk Pembuatan Produk Dengan Potensi Antioksidan Dan Estrogen-Like Molecules. Project Report. Universitas Surabaya dan Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Text
Standarisasi Bahan Aktif Berhbagai Varietas Kedelai (Glycine Max (L.) Merr) Untuk Pembuatan Produk Dengan Potensi Antioksidan Dan Estrogen-Like Molecules.pdf Download (1MB) |
Abstract
Biji kedelai (Glycine max) (L.) merr) pada umumnya dikenal karena kandungan proteinnya yang tinggi, namun juga memiliki potensi yang tak kalah menariknya yaitu sebagai aktioksidan dan proteksi terhadap sindrom menopause. Antioksidan adalah suatu senyawa yang dapat menangkal efek negatif radikal bebas berupa pengaruh pada sistem pertahanan antioksidatif alamiah, dengan menyebabkan peningkatan produksi reaktive oxygen species (ROS). ROS seperti superoksida, H2O2, dan molekul hidroksil menyebabkan kerusakan sel dengan cepat, sehingga dapat menimbulkan gangguan pada berbagai jaringan. Biji kedelai juga terbukti mengandung Estrogen-like molecules sehingga memiliki efek proteksi terhadap sindrom menopause. Terdapat 78 varietas kedelai di Indonesia, dengan variasi kadar senyawa aktif dan aktivitas biologis yang dimiliki masing-masing varietas. Varietas Anjasmoro, Wilis, Ijen, Argomulyo, Detam 1 dan Detam 2 telah terbukti memiliki efektifitas yang bervariasi dalam menurunkan aktivitas enzim peroksidasi lipid, kadar Malondialdehid (MDA), suatu senyawa dialdehid yang merupakan salah satu produk akhir peroksidasi lipid di dalam tubuh, menghambat kerusakan jaringan tertentu dan memiliki efek antioksidan. Aktifitas biologis biji kedelai tersebut berkaitan dengan kandungan isoflavon, turunan flavonoid yang merupakan salah satu senyawa polifenol, kelas fitoestrogen yang dapat berpartisipasi dalam reaksi redox sebagai free radical scavengers. Isoflavon yang terkandung dalam kedelai terdiri dari bentuk aglikon (daidzein, genisten dan glycitein), bentuk glukosida (daidzin, genistin, glycitin), asetilglukosida (asetyldaidzin, acetylgenistin dan acetyl-glycitin) dan malonilglukosida (malonildaidzein, malonilgenisten dan malonil-glycitein). Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa dari enam varietas biji kedelai yang diteliti, semua mengandung genistein dengan kadar yang bervariasi. Kadar tertinggi dimiliki oleh detam 2. Kadar protein tertinggi dimiliki oleh varietas argomulyo. Data dari penelitian sebelumnya menjadi dasar upaya pengembangan obat atau suplemen kesehatan dimana biji kedelai berpotensi dikembangkan menjadi produk sedian yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan dan proteksi terhadap sindrom menopause. Sifat hidroskospis serbuk biji kedelai merupakan kendala dalam formulasi sediaan yang sebelumnya telah dilakukan. Formula dan bentuk sediaan yang terpilih harus dapat mempertahankan stabilitas efektifitas dari senyawa aktif juga harus tetap bertahan ketika secara farmasetik dilakukan proses formulasi, selain itu cita rasa produk harus sesuai selera konsumen. Akan dilakukan formulasi produk granul serta uji cita rasa sehingga didapatkan produk yang memenuhi karakteristik fisika, kimia dan cita rasa sesuai standar. Formulasi dari senyawa herbal perlu dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan dan kenyamanan karena memudahkan bagi pengguna. Kelemahan dari ekstrak tanaman yang akan diformulasi ada pada karakteristik rheologi ekstrak dan kompresibilitasnya. Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut antara lain dengan memanfaatkan metode granulasi basah, yang melibatkan pengeringan ekstrak pada tahapan preparasinya. Alternatif lain yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan eksipien farmasetik dan dilanjutkan dengan kempa langsung. Hasil formulasi serbuk biji kedelai dengan berbagai formula telah menghaslkan berbagai sedian dengan variasi berbagai zat tambahan seperti pengisi, pemanis, glidan dan lain-lain. Telah dihasil kan sedian dengan formula yang memenuhi semua karakteristik fisik yang dipersyaratkan. Telah dilakukan uji cita rasa dan ditemukan produk yang paling disukai konsumen dengan kode M4.
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Subjects: | A General Works > Food and Nutrition |
Divisions: | Poltekkes Kemenkes Surabaya > Pusat Penelitan dan Pengabdian Masyarakat > Penelitian |
Depositing User: | Misnawar |
Date Deposited: | 06 Nov 2020 09:30 |
Last Modified: | 06 Nov 2020 09:30 |
URI: | http://repo.poltekkesdepkes-sby.ac.id/id/eprint/1478 |
Actions (login required)
View Item |