Setiyani, Astuti and Alfiah, Siti and Sumasto, Hery (2023) Determinan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 bulan Serta Implementasi Program Pencegahan Stunting Dalam Upaya Penurunan Stunting Berdasarkan Teori Health Promotion Models Di Kota Surabaya. Project Report. Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya.
Text
LaporanAkhir ASTUTI SETIYANI M.Kes.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
Latar Belakang Penelitian. Penelitian ini berjudul Determinan Kejadian Stunting Balita Usia 24-59 bulan serta Implementasi Program Pencegahan Stunting Dalam Upaya Penurunan Stunting Beradasarkan Teori Health Promotion Models di Kota Surabaya. Penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi determinan kejadian stunting setelah ditemukan determinannya, kemudian dirancang program pencegahan stunting berdasarkan Teori Health promotion Models.Seperti kita ketahui stunting adalah salah satu masalah gizi yang berdampak buruk terhadap kualitas hidup anak dalam mencapai titik tumbuh kembang yang optimal sesuai potensi genetiknya. Stunting berhubungan dengan risiko terjadinya kesakitan dan kematian, perkembangan otak suboptimal sehingga perkembangan motorik terlambat dan terhambatnya pertumbuhan mental. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Determinan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan serta Implementasi Program Pencegahan Stunting Dalam Upaya Penurunan Stunting Berdasarkan Teori Health Promotion Models. Penelitian ini dirancang multi years. Tahun pertama (2023), menggunakan Mengidentifikasi Determinan Stunting dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita usia 24-59 bulan berjumlah 339 balita. Jumlah sampel adalah 170 balita, dengan Ibu dari balita sebagai responden. Tahun 1: 1) Menyusun instrumen penelitian Determinan Stunting dengan diawali menyusun kisi-kisi; 2) konsultasi pakar; 3) uji coba instrumen;. 4) uji analisis validitas dan reliabilitas. 4) Dilakukan penyebaran instrument penelitian ,5) Pengumpulan Data 6) Dilakukan Analisa Data 7) Disusun Laporan Penelitian. Jumlah dana tahun ke-1 sebesar Rp. 75.000.000 dipergunakan menghasilkan luaran wajib, luaran tambahan dan proses mencapai produk penelitian. Luaran penelitian berupa Jurnal internasional bereputasi scopus (Q2), HKI. Variabel penelitian adalah Panjang Badan, berat badan, status pemberian asi eksklusif,pemberian Asi sampai 2 tahun Riwayat, imunisasi ,jarak kelahiran, jumlah anak, social ekonomi keluarga dan Stunting. Disusun Instrumen penelitian. Instrumen yang dihasilkan dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Analisis data dilakukan secara analitik untuk menghasilkan determinan stunting dan instrumen untuk implementasi pencegahan stunting sehingga dapat dipergunakan. Tingkat kesiapterapan teknologi (TKT) penelitian ini adalah 2, sehingga termasuk dalam kategori penelitian dasar. Penelitian ini juga telah mendapatkan persetujuan etik karena melibatkan manusia sebagai subyek penelitian. Hasil Penelitian Hasil Pengumpulan Data Penelitian pada ibu responden Balita yang tinggal di wilayah Puskesmas Mojo, Puskesmas Tanah Kali Kedinding, Puskesmas Jagir dan Puskesmas Menur . adalah sebagai berikut : 1. Karakteristik ibu responden sebagian besar 66% memiliki usia 20 sampai 30 tahun, hamper seluruhnya 89% memiliki Pendidikan SMA/SMK dan lebih dari setengahnya 56% merupakan ibu rumah tangga. 2. Responden Balita yang Panjang badan lahirnya dalam katagori pendek sebanyak 19,4%, berat lahirnya rendah 17,6 %, mendapatkan ASI eksklusif 75,3 %, mendapatkan ASI sampai 2 tahun sebanyak 77,1 persen, mendapatkan imunisasi lengkap sebanyak 82,9%, jarak kelahiran kurang dari 2 Tahun 24,1 %, social ekonomi rendah sebanyak 28,2 % dan yang mengalami Stunting 17,6 responden. 3. Responden dengan Panjang badan lahir dalam kategori pendek yang mengalami stunting 90,9% sedangkan responden yang Panjang badan lahirnya tidak pendek (normal) tidak ada yang mengalami stunting. 4. Responden dengan berat badan lahir dalam kategori Berat Lahir Rendah yang mengalami stunting 90% sedangkan responden yang bera badan lahirnya tidak rendah (normal) yang mengalami stunting persentasenya lebih rendah yaitu 2,1%. 5. Responden mendapatkan ASI eksklusif yang mengalami stunting 18% sedangkan responden yang tidak mendapatkan ASI eksklusif yang mengalami stunting persentasenya lebih rendah yaitu 16,7%. 6. Responden mendapatkan ASI sampai dengan 2 tahun yang mengalami stunting 15,3% sedangkan responden yang tidak mendapatkan ASI sampai 2 tahun yang mengalami stunting persentasenya lebih tinggi yaitu 15,4 %. 7. Responden status imunisasinya lengkap yang mengalami stunting 17,7% sedangkan responden yang status imunisasinya tidak lengkap yang mengalami stunting persentasenya lebih rendah yaitu 17,2 %. 8. Responden jarak kelahirannya kurang dari atau sama dengan 2 tahun yang mengalami stunting 18,9% sedangkan responden yang jarak kelahirannya lebih dari 2 tahun yang mengalami stunting persentasenya lebih rendah yaitu 17,3 %. 9. Responden yang dari keluarga dengan jumlah anak kurang dari 2 yang mengalami stunting 13,3% sedangkan responden yang dari keluarga dengan jumlah anak lebih dari 2 yang mengalami stunting persentasenya lebih tinggi yaitu 33 % 10. Responden dari keluarga social ekonomi rendah yang mengalami stunting 31,2 % sedangkan responden keluarga social ekonomi tinggi yang mengalami stunting persentasenya lebih rendah yaitu 12,3 % Hubungan antar variable dengan kejadian stunting menunjukkan : 1. Panjang badan lahir dengan Stunting didapatkan nilai p value / siq sebesar 0,000 dimana nilai tersebut < 0,05 maka kesimpulan nya ada hubungan antara PB lahir dengan Kejadian stunting dengan kekuatan hubungan atau nilai r sebesar 0,686 atau 68,6% yang masuk dalam kategori kuat. 2. BBLR dengan Stunting didapatkan nilai p value / siq sebesar 0,000 dimana nilai tersebut < 0,05 maka kesimpulan nya ada hubungan antara BBLR dengan Kejadian stunting dengan kekuatan hubungan atau nilai r sebesar 0,660 atau 66,0% yang masuk dalam kategori kuat. 3. Pemberian ASI Ekslusif dengan Stunting didapatkan nilai p value / siq sebesar 1,000 dimana nilai tersebut > 0,05 maka kesimpulan nya tidak ada hubungan antara Pemberian ASI Ekslusif dengan Kejadian stunting. 4. Pemberian ASI Ekslusif sampai 2 Th dengan Stunting didapatkan nilai p value / siq sebesar 1,000 dimana nilai tersebut > 0,05 maka kesimpulan nya tidak ada hubungan antara Pemberian ASI Ekslusif sampai 2 Th dengan Kejadian stunting. 5. Status imunisasi dengan Stunting didapatkan nilai p value / siq sebesar 1,000 dimana nilai tersebut > 0,05 maka kesimpulan nya tidak ada hubungan antara status imunisasi dengan Kejadian stunting. 6. Jarak kelahiran dengan Stunting didapatkan nilai p value / siq sebesar 1,000 dimana nilai tersebut > 0,05 maka kesimpulan nya tidak ada hubungan antara jarak kelahiran dengan Kejadian stunting. 7. Jumlah Anak dengan Stunting didapatkan nilai p value / siq sebesar 0,018 dimana nilai tersebut < 0,05 maka kesimpulan nya ada hubungan antara jumlah anak dengan Kejadian stunting dengan kekuatan hubungan atau nilai r sebesar 0,196 atau 19,6% yang masuk dalam kategori sangat lemah. 8. Status Ekonomi dengan Stunting didapatkan nilai p value / siq sebesar 0,007 dimana nilai tersebut < 0,05 maka kesimpulan nya ada hubungan antara Status Ekonomi dengan Kejadian stunting dengan kekuatan hubungan atau nilai r sebesar 0,218 atau 21,8% yang masuk dalam kategori lemah. Selanjutnya dilakukakan Path Analisis untuk menganalisis pola hubungan antar variable. Model ini untuk mengetahui pengaruh antar variable dengan hasil sebagai berikut. Gambar 1 Path Analisis Pengaruh Antar Variabel Dengan Stunting Pada Balita yang Tinggal di wilayah Puskesmas Mojo, Puskesmas Tanah Kali Kedinding, Puskesmas Jagir dan Puskesmas Menur Berdasarkan gambar diatas Uji Statistik dengan menggunakan Path Analysis dengan Path Analysis digunakan untuk mengetahui hubungan ketergantungan langsung diantara satu set variable yaitu panjang badan lahir, berat badan lahir, jarak kelahiran anak, jumlah anak dalam keluarga, pemberian ASI Eksklusif, Pemberian ASI Eksklusif dilanjutkan sampai 2 Tahun, status imunisasi dan status sosial ekonomi dengan terjadinya stunting adalah berdasarkan 8 variabel independen untuk variabel panjang badan lahir tidak bisa dianalisis dikarenakan secara sebaran data pada responden stunting tidak ada yang panjang badan lahir tidak pendek (serta ada identik data antara panjang dengan berat badan lahir ), maka secara uji multivariate hanya 7 variabel yang bisa dianalisis berdasarkan uji multivariate didapatkan hanya 2 variabel yang mempengaruhi kejadian stunting yaitu BBLR dan Status Ekonomi. Penelitian ini dapat peneliti simpulkan sebagai berikut : 1. Determinan Panjang Badan Lahir ada hubungan dengan Stunting 2. Determinan Berat Badan Lahir ada hubungan dengan Stunting 3. Determinan Pemberian ASI Eksklusif tidak ada hubungan dengan Stunting 4. Determinan Pemberian ASI Ekslusif sampai 2 Th tidak ada hubungan dengan Stunting 5. Determinan Status Imunisasi tidak ada hubungan dengan Stunting 6. Determinan Jarak Kelahiran tidak ada hubungan dengan Stunting 7. Determinan Jumlah Anak ada hubungan dengan Stunting 8. Determinan Status Ekonomi ada hubungan dengan Stunting 9. Determinan Berat Bayi Lahir dan Status Ekonomi yang paling berpengaruh terhadap kejadian Stunting Saran dari hasil penelitian ini adalah memperhatikan Determinan Berat Bayi Lahir Dan Status Sosial Ekonomi dalam membuat implementasi terkait pencegahan stunting dan masukan untuk peneliti selanjutnya adalah mengkaji factor lain yang mempengaruhi pencegahan stunting.
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Stunting ; Determinan ; Health Promotion Models |
Subjects: | R Medicine > Public health R Medicine > RJ Pediatrics > RJ101 Child Health. Child health services |
Divisions: | Poltekkes Kemenkes Surabaya > Pusat Penelitan dan Pengabdian Masyarakat > Penelitian |
Depositing User: | Misnawar |
Date Deposited: | 28 Aug 2024 06:54 |
Last Modified: | 28 Aug 2024 06:54 |
URI: | http://repo.poltekkesdepkes-sby.ac.id/id/eprint/8752 |
Actions (login required)
View Item |