PUTIH TELUR AYAM KAMPUNG SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PENGGANTI BORAKS PADA BAKSO DAGING SAPI

WAHYUNI, NONIK PRENGGO (2016) PUTIH TELUR AYAM KAMPUNG SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PENGGANTI BORAKS PADA BAKSO DAGING SAPI. Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes Surabaya.

[thumbnail of Cover.pdf] Text
Cover.pdf

Download (95kB)
[thumbnail of Artikel.pdf] Text
Artikel.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (240kB)

Abstract

ABSTRAK Kementerian Kesehatan RI Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya Program Studi D-III Jurusan Kesehatan Lingkungan Karya Tulis Ilmiah, Agustus 2016 Nonik Prenggo Wahyuni PUTIH TELUR AYAM KAMPUNG SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PENGGANTI BORAKS PADA BAKSO DAGING SAPI (viii + 64 Halaman + 20 Tabel + 6 Lampiran) Pemeriksaan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Provinsi Jawa timur bersama Balai POM sebanyak 60 sampai 65 sampel jajanan yang diambil dari para pedagang di areal sekolah dan diperiksa kelayakannya, hasilnya antara 15%-20% persen jajanan mengandung zat berbahaya. Salah satunya boraks sebagai pengenyal. Akibat dari ditemukannya boraks pada makanan, maka perlu dilakukan upaya mengganti borakas dengan bahan alternatif lain seperti putih telur ayam kampung pada bakso daging sapi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kualitas organoleptik dan jumlah angka kuman putih telur ayam kampung sebagai bahan alternatif pengganti boraks pada bakso daging sapi. Jenis Penelitian yang digunakan Eksperiment, dengan desain static group comparison. Penelitian ini menggunakan bakso daging sapi yang diberi perlakuan penambahan putih telur ayam kampung dengan variasi dosis 5%, 10% dan 15%. Standard kelayakan menggunakan SNI 3818 2014. Sedangkan analisis data menggunakan uji statistik Anova. Hasil penelitian menunjukan bahwa uji organoleptik bakso yang mendapat nilai rata-rata tertinggi adalah bakso daging sapi dengan putih telur 10% pada waktu 1x24 jam dan 2x24 jam kategori memenuhi syarat, sedangkan pada waktu 3x24 jam tidak memenuhi syarat sesuai SNI 3818 2014. Hal tersebut didukung hasil pemeriksaan angka kuman yang mengalami kenaikan jumlah angka kuman pada waktu 1x24 jam, 2x24 jam dan 3x24 jam. Kesimpulan penelitian ini yaitu ada perbedaan pada variabel warna antara bakso kontrol dengan bakso diberi perlakuan putih telur 10% dan 15% dengan nilai sig < α (0,05). Bakso kontrol dengan bakso yang diberi perlakuan tidak ada perbedaan pada variabel aroma dengan nilai sig > α (0,05). Pada variabel tekstur dan variabel rasa, bakso kontrol dengan bakso diberi perlakuan putih telur 10% ada perbedaan dengan nilai sig < α (0,05). Sedangkan hasil uji statistik jumlah angka kuman tidak ada perbedaan pada bakso daging sapi antar perlakuan. Sebaiknya masyarakat harus pandai dan berhati-hati dalam memilih bahan makanan dan masyarakat dapat memanfaatkan putih telur ayam kampung sebagai bahan alternatif pengganti boraks pada bakso daging sapi. Daftar Bacaan : 23 Buku (2000-2014) Kata Kunci : Bakso daging sapi, Putih Telur Ayam Kampung, Organoleptik, Angka Kuman

Item Type: Thesis (Diploma)
Contributors:
Contribution
Contributor
NIDN/NIDK
UNSPECIFIED
Indraswati, Denok
nidn4019016401
Additional Information: 664 Non p
Uncontrolled Keywords: putih telur, bakso daging sapi, pengawetan pangan
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > GE Environmental > Environmental Engineering > Environmental Health
Divisions: Poltekkes Kemenkes Surabaya > Jurusan Kesehatan Lingkungan > Program Studi DIII Sanitasi Surabaya
Depositing User: Misnawar
Date Deposited: 31 May 2022 02:15
Last Modified: 31 May 2022 06:58
URI: http://repo.poltekkesdepkes-sby.ac.id/id/eprint/5083

Actions (login required)

View Item View Item