SHELIA, CINDY WILDAH (2021) fraktur femur. Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Text
Cover-kata pengantar.pdf Download (388kB) |
|
Text
Abstrak.pdf Restricted to Repository staff only Download (93kB) |
|
Text
Daftar isi-arti lambang.pdf Restricted to Repository staff only Download (178kB) |
|
Text
BAB I.pdf Restricted to Repository staff only Download (97kB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (468kB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (109kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (273kB) |
|
Text
BAB V.pdf Restricted to Repository staff only Download (92kB) |
|
Text
Daftar pustaka.pdf Download (294kB) |
|
Text
Lampiran.pdf Download (383kB) |
|
Text
MANUSKRIP.pdf Download (419kB) |
Abstract
Pada hasil survey tim Depkes RI didapatkan 25% penderita fraktur yang mengalami kematian, 45% mengalami catat fisik, 15% mengalami stress psikilogis seperti cemas. Menurut Riskesdas (2018), bagian tubuh yang terkena cedera terbanyak adalah ekstremitas bagian bawah (67%), ekstremitas bagian atas (32%), cedera kepala (11,9%), cedera punggung (6,5%), cedera dada (2,6%), dan cedera perut (2,2%). Tiga urutan terbanyak kecatatan fisik permanen akibat cedera adalah bekas luka permanen/mengganggu kenyamanan (9,2%), kehilangan sebagian anggota badan (0,6%) dan panca indera tidak berfungsi (0,5%). Rumah, menjadi lingkungan yang memegang peranan penting dalam pengendalian cedera, dimana tahun 2018 lingkungan rumah merupakan penyumbang cedera terbanyak (44,7%), dibandingkan jalan raya (31,4%), tempat kerja (9,1%), dan sekolah (6,5%).an depresi, dan 10% mengalami kesembuhan dengan baik. Metode penelitian yang digunakan menggunakan pendekatan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo dengan cara studi kasus dengan pendektan Asuhan Keperawatan. Didapatkan data pada kedua klien dengan fraktur femur tertutup Kedua klien samasama mengeluhkan nyeri pada bagian ektremitas bawah. Kedua klien sama-sama memiliki data objektif dan data subjektif yang sama, yaitu ; nyeri, hambatan dalam melakukan mobilisasi karena terpasang gips pada klien 1 dan terpasang traksi post operasi pada klien 2, kedua klien juga sama-sama masih membutuhkan bantuan pihak kelurga dan alat bantu dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Diagnosa keperawatan yang muncul pada kedua klien yaitu Hambatan mobilitas fisik. Diharapkan untuk lebih diperhatikan lagi bagi tenaga kesehatan setempat untuk meningkatkan ketelatenan dalam pemberian ROM aktif pasif, pemberian pendidikan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan manusia khusunya pada usia dewasa dalam memberikan Asuhan Keperawatan pada penderita Post Operasi Fraktur Femur Tertutup sehingga dapat menurunkan angka kecacatan dikarenakan penderita Post Operasi Fraktur Femur Tertutup.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Contributors: | Contribution Contributor NIDN/NIDK UNSPECIFIED DARI, TANTY WULAN nidn4014016801 UNSPECIFIED BAHRUDIN, MOCH nidn4021117201 |
Additional Information: | 4KTI20210004 |
Uncontrolled Keywords: | penyakit post operasi fraktur femur tertutup, hambatan mobiltas fisi |
Subjects: | R Medicine > RT Nursing |
Divisions: | Poltekkes Kemenkes Surabaya > Jurusan Keperawatan > Program Studi DIII Keperawatan Sidoarjo |
Depositing User: | Bambang Siswanto |
Date Deposited: | 28 Mar 2022 03:25 |
Last Modified: | 28 Mar 2022 03:25 |
URI: | http://repo.poltekkesdepkes-sby.ac.id/id/eprint/4388 |
Actions (login required)
View Item |