PENDAMPINGAN KETRAMPILAN MASYARAKAT DALAM PROGRAM TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KELURAHAN JEMUR WONOSARI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA TAHUN 2021

Nurmayanti, Demes and Suryono, Hadi and Thohari, Imam (2021) PENDAMPINGAN KETRAMPILAN MASYARAKAT DALAM PROGRAM TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KELURAHAN JEMUR WONOSARI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA TAHUN 2021. Project Report. Poltekkes Kemenkes Surabaya.

[thumbnail of PENDAMPINGAN KETERAMPILAN MASYARAKAT DALAM PROGRAM TEKNOLOGI TEPAT GUNA.pdf] Text
PENDAMPINGAN KETERAMPILAN MASYARAKAT DALAM PROGRAM TEKNOLOGI TEPAT GUNA.pdf

Download (2MB)

Abstract

Sampah Organik rumah tangga memiliki kontribusi timbulan sampah di TPA. Dibutuhkan peran masyarakat dalam pengolahan sampah untuk meminimalisasi timbulan sampah. Dampak yang diberikan dari timbulan sampah adalah estetika, tempat mikroorganisme patogen, sarang vector penyakit, terjadi pembusukan sampah. Lindi cairan sampah akan meresap kedalam tanah memberikan dampak pencemaran air tanah. Tumpukan sampah akan membuat sampah jatuh kesungai yang memicu terjadinya banjir. Kelurahan Jemur Wonosari Kecamatan Wonocolo Kota Surabaya adalah salah satu wilayah pemukiman padat. Kepadatan penduduk relevansi dengan jumlah sampah. Wilayah kelurahan ini memiliki busem sebagai sarana prasarana penampungan aliran air hujan dan sekaligus sebagai budidaya ikan, untuk itu perlu pelatihan keterampilan masyarakat dalam mengolah sampah organik. Solusi penanganan timbulan sampah organik rumah tangga yaitu memberikan sosialisasi pemilahan sampah, pelatihan keterampilan masyarakat mengolah sampah. Sampah yang di olah adalah sampah organic biodegradable rumah tangga menjadi kompos dan pellet pakan ikan yang dimanfaatkan oleh busem sebagai bubidaya ikan. Lokasi kegiatan pengabdian masyarakat di Kelurahan Jemurwonosari, dengan jumlah peserta 25 orang yaitu pengelola busem dan perwakilan dari masyarakat. Bentuk pengabdian masyarakat adalah ceramah, demo dan praktek. Bahan kompos adalah sampah organic biodegradable tanpa tulang, sedangkan bahan pembuatan pellet dapat digabung tulang sisa makan. Pembuatan pellet 5 kg dibutuhkan sampah organik 1,5 kg, tepung terigu / dedak halus 1,5 kg, ditambah 1,5 kg tepung udang, sisanya kanji dan vitamin/premix. Partisipasi dan antusias dari masyarakat serta dukungan dari pihak kelurahan, kepala puskesmas yang sangat bagus. Hasil evaluasi pengetahuan masyarakat setelah mendapat materi pengolahan sampah 84% menjawab benar. Perlu dilakukan inovasi baru dalam pengolahan sampah organic biodegradable yaitu pengambilan gas metan(biogas) untuk operasional alat pellet sebelum dibuat kompos dan pelet pakan ikan

Item Type: Monograph (Project Report)
Uncontrolled Keywords: Sampah Organik, Pelet Pakan Ikan, Kompos,
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > GE Environmental > Environmental Engineering > Environmental Health
Divisions: Poltekkes Kemenkes Surabaya > Pusat Penelitan dan Pengabdian Masyarakat > Pengabdian Masyarakat
Depositing User: Rizky Syandro
Date Deposited: 07 Dec 2021 08:10
Last Modified: 07 Dec 2021 08:10
URI: http://repo.poltekkesdepkes-sby.ac.id/id/eprint/3722

Actions (login required)

View Item View Item