DISTRIBUSI SPASIAL RESISTENSI KONVENSIONAL NYAMUK Aedes aegypti DI WILAYAH KABUPATEN KEDIRI

Haidah, Nur and Marlik, Marlik and Nurmayanti, Demes (2020) DISTRIBUSI SPASIAL RESISTENSI KONVENSIONAL NYAMUK Aedes aegypti DI WILAYAH KABUPATEN KEDIRI. Project Report. Poltekkes Kemenkes Surabaya, Surabaya.

[thumbnail of 4. 5_Nur Haidah, SKM, M.Kes_Kesling Surabaya_PTUPT.pdf] Text
4. 5_Nur Haidah, SKM, M.Kes_Kesling Surabaya_PTUPT.pdf

Download (2MB)

Abstract

Penyakit DBD menjadi masalah kesehatan di dunia. Penderita DBD di Kabupaten Kediri tahun 2016 terbanyak berada di Kecamatan Pare, Kecamatan Ngasem dan Kecamatan Kunjang. Teknik pengendalian vector DBD antara lain: fogging menggunakan bahan aktif malathion untuk stadium dewasa nyamuk. Resistensi vector terhadap insektisida merupakan fenomena global terutama pengelola program pengendalian penyakit tular vector dan merupakan rintangan tunggal dalam keberhasilan pengendalian vector secara kimia. Deteksi resistensi vector tersebut dapat dilakukan antara lain dengan menggunakan Deteksi secara konvensional dengan menggunakan metode standar WHO Susceptibility test menggunakan impregnated paper. Tujuan dari penelitian menggambarkan Distribusi Spasial Resistensi konvensional Nyamuk Aedes aegypti di Kabupaten Kediri. Penelitian jenis True Eksperimen menggunakan nyamuk Aedes aegypti yang berada di daerah endemis DBD di Kabupaten Kediri. Sampel penelitian adalah keturunan ke 3 (F3) dewasa nyamuk Aedes aegypti. Penelitian ini memaparkan nyamuk Aedes aegypti dengan menggunkan insektisida malathion 5% dengan waktu kontak 45 dan 60 menit. Analisis Data meliputi persentase kematian nyamuk, penentukan status resistensi dengan mengacu pada standar katogori dari WHO dan menggambarkan resistensi nyamuk serta menguhubungkan persentase kematian nyamuk dengan kasus demam berdarah dengan menggunakan aplikasi geoda. Sampel biota uji (larva Nyamuk Aedes aegypti ) diperoleh dari 11 (sebelas) kecamatan yaitu Pare, Ngasem, Kandat , Kunjang, Purwoasri, Wates, Gampeng, Papar , Puncu, Kayen, Kandangan. Persentase kematian nyamuk Aedes aegypti yang terpapar Malathion 5% dengan pemaparan dalam waktu 60 menit kurang dari 90 % yaitu Kecamatan Pare dengan status resisten, sedangkan sepuluh (10) kecamatan lainnya diatas 90 % dengan status rentan. Persentase kecamatan yang menggunakan pemakaian insektisida malathion lebih dari 10 tahun sebanyak 54,54% dan penggunaan aplikasi insektisida malathion sesuai dengan prosedur yang ditetapkan pemerintah. Perlu rotasi penggunaan insektisida dalam pengendalian vector DBD, monitoring dan evaluasi status kerentanan vector DBD terhadap insektisida yang digunakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri perlu dilakukan setiap 1-2 tahun, serta monitoring dan evaluasi densitas Nyamuk.

Item Type: Monograph (Project Report)
Uncontrolled Keywords: resistensi, Aedes aegypti, malathion
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > GE Environmental > Environmental Engineering > Environmental Health
Divisions: Poltekkes Kemenkes Surabaya > Pusat Penelitan dan Pengabdian Masyarakat > Penelitian
Depositing User: Nanik Indra Putri Sari
Date Deposited: 07 Dec 2021 06:09
Last Modified: 07 Dec 2021 06:09
URI: http://repo.poltekkesdepkes-sby.ac.id/id/eprint/3717

Actions (login required)

View Item View Item