Marlik, Marlik and Nurmayanti, Demes and Haidah, Nur (2019) DETEKSI KONVENSIONAL RESISTENSI Aedes aegypti SEBAGAI VEKTOR DBD DI KABUPATEN KEDIRI TERHADAP MALATHION DAN TEMEPHOS. Project Report. Poltekkes Kemenkes Surabaya, Surabaya.
Text
PENELITIAN_RSISTENSI.pdf Download (3MB) |
Abstract
Penyakit DBD menjadi masalah kesehatan di dunia. Penderita DBD di Kabupaten Kediri tahun 2016 terbanyak berada di Kecamatan Pare, Kecamatan Ngasem dan Kecamatan Kunjang (Dinkes Kab Kediri, 2016). Teknik pengendalian vector DBD antara lain: fogging menggunakan bahan aktif malathion untuk stadium dewasa nyamuk dan larvasidasi menggunakan bahan aktif temephos untuk stadium larva nyamuk. Resistensi vector terhadap insektisida merupakan fenomena global terutama pengelola program pengendalian penyakit tular vector dan merupakan rintangan tunggal dalam keberhasilan pengendalian vector secara kimia. Deteksi resistensi vector tersebut dapat dilakukan antara lain dengan menggunakan Deteksi secara konvensional dengan menggunakan metode standar WHO Susceptibility test menggunakan impregnated paper. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis deteksi secara konvensional resistensi Aedes aegypti sebagai vector DBD di Kabupaten Kediri terhadap Malathion dan Themepos. Penelitian ini adalah penelitian True Eksperimen, yang menggunakan nyamuk Aedes aegypti yang berada di daerah endemis DBD di Kabupaten Kediri. Sampel penelitian adalah keturunan ke 3 (F3) stadium larva dan dewasa nyamuk Aedes aegypti. Penelitian ini memaparkan nyamuk Aedes aegypti menggunkan insektisida malathion 0,8%, 5% dan temephos dipaparkan pada larva dengan variasi 0,01 ppm; 0,02 ppm; 0,03 ppm dan 0,04 ppm dengan waktu kontak 15, 30, 45 dan 60 menit. Analisis Data meliputi menentukan LC50 dan LC90, menggunakan perhitungan logprobit, menghitung Ratio resistence (RR), menentukan status resistensi dengan mengacu pada standar katogori dari WHO dan menganalisis perbedaan kematian biota uji, menggunakan statistic uji beda anova. Hasil penelitian Nyamuk Aedes aegypti di Kabupaten Kediri resisten terhadap malathion 0,8%, sedangkan penggunaan malathion 5% dalam kategori toleran dalam waktu 60 menit dan Ada Pengaruh waktu kontak terhadap kematian nyamuk Aedes aegypti, sedangkan Larva Aedes aegypti di Kabupaten Kediri resisten terhadap temephos dengan konsentrasi 0,01 mg/l, 0.02 mg/l, 0.03 mg/l, 0.04 mg/l dan terdapat pengaruh waktu kontak terhadap kematian larva Aedes aegypti. Saran bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri dianjurkan pemakaian malathion dengan konsentrasi 5% atau lebih dan Pemakaian temephos sebagai larvasida perlu dengan konsentrasi lebih dari 0,04ml/l, bagi peneliti perlu dilakukan uji resistensi nayamuk Aedes aegypti dengan konsentrasi malathion diatas 5% dan perlu uji resistensi larva Aedes aegypti dengan konsentrasi temephos lebih dari 0.04 mg/l
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | resistensi, Aedes aegypti, malathion, temephos |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > GE Environmental > Environmental Engineering > Environmental Health |
Divisions: | Poltekkes Kemenkes Surabaya > Pusat Penelitan dan Pengabdian Masyarakat > Penelitian |
Depositing User: | Misnawar |
Date Deposited: | 19 Nov 2020 01:28 |
Last Modified: | 19 Nov 2020 01:28 |
URI: | http://repo.poltekkesdepkes-sby.ac.id/id/eprint/1589 |
Actions (login required)
View Item |